Bunga Teratai |
Senin, 06 Januari 2014
Aku jatuh cinta, sungguh...Kepada apa yang telah ada; diciptakan oleh Tangan tanpa wujudNyaKekuatan di atas segala tahta; bertahta karena hendakNyaLalu aku bisa apa?Dengan segala rasa syukur kubersimpuh dalam dalam sujud...Mengintip celah hatiku yang pernah merajukDan aku percaya bahwa memang Dia satu-satuNya yang bisa menciptakan segalanyaMenjadi satu bagian yang utuh dan dikatakan sebagai kehidupanKepadaNya semua kembali dan kembali semua kepadaNya
Seperti biasa, hari Senin selalu kugeluti dengan praktikum Morfologi Tumbuhan yang memerlukan berbagai jenis tumbuhan untuk diamati, yang "kata" sebahagiaan orang-yang tidak mengerti tujuannya, hanya merusak tanaman; merusak lingkungan. Sungguh itu pemikiran yang kurang baik terhadap "kami" menurutku. Sebab, kami pun sama tidak tega merusak mereka (baca: tumbuhan), karena jujur kami cinta alam, sungguh. Hanya saja aku dan mereka yang duduk disana dituntut untuk mengetahui, juga mengamalkan pengetahuan. Lalu apa kami salah?
Sudahlah... itu bahagian dari pendidikan, menuntut ilmu itu kewajiban, pun yang dikatakan ilmu dunia maupun ilmu akhirat. Semua harus sama diketahui; harus berimbang; jujur; adil dan makmur, bukan sekedar mengunyah lalu dimuntahkan, butuh ditelan dan dicerna agar bisa mengenyangkan. Benarkan? Lalu mengapa masih menyalahkan mereka yang bicara? Mereka tidak salah, meskipun tidak semua benar. Iyakan? Mengertilah!
Berlanjut ke topik pembicaraan...
Sebelum masuk praktikum setiap kelompok harus menyiapkan bahan-bahannya, kurang satu minus 5, artinya tidak boleh kurang. Pemaksaan kehendak, padahal tidak semua tanaman berbunga pada waktu yang sama. Lalu kami bisa apa? Pasrah, terima apa adanya. Karena nilai tidak menjamin kebahagiaan, yang terpenting adalah ilmunya (wejangan eyang). Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), melati (Jasminum sambac), asoka (Ixora coccinea), Bunga pepaya (Carica papaya), Putri malu (Mimosa pudica), kembang merak (Caesalpinia pulcherrima), kembang telang (Clitoria ternatea), kemiri (Aleurites moluccana), mangga (Mangifera indica), tapak kuda (Centella asiatica), ciplukan (Physalis angulata), kumis kucing (Orthosiphon stemineus), bunga matahari (Helianthus annus), adam hawa (Rhoeo discolor), jagung (zea mays), bunga tasbih (Canna indica), sampai bunganya pisang (Musa paradisiaca) pun diwajibkan ada, beruntung tidak disuruh membawa bunga bangkai (Rafflesia arnoldi) yang dari namanya terkesan keren dan ternyata itu menipu. Tidak semua bahan itu kami dapatkan, dan akhirnya diminus juga. Rejeki hari ini mungkin hanya itu saja. Bersyukur. Salah satu bahan yang harus ada saat praktikum yaitu taaaaaaddaaangngng Nelumbium nelumbo. Yah, bunga teratai. Siapa yang tidak mengenal bunga yang satu ini? Uh kasihan. Silahkan searching di internet untuk tahu lebih banyak, atau bertanya saja langsung dengan temanku yang sangat suka dengan bunga yang satu ini (lirik: Nurjayanti Anti Lotus), entah dari mana seluk beluk dia menyukai tanaman ini. Mungkin dari karakteristik khas yang dimilikinya atau apapun itu aku masih belum tahu pasti. Dan, hari ini... aku merasa jatuh hati, jatuh cinta kepada tanaman yang sama. Bukan ikut-ikutan, tapi memang aku merasakan ada kuasa Allah di dalamnya sudah pasti; tidak diragukan lagi.
Aku merasa senang, ketika membuka kuncup bunga itu. Letak putik dan benang sarinya berbeda dari bunga lain yang pernah kulihat. Pemandangan yang indah disana, seperti tajuk yang siap membawaku kesisi lain dunia. Mengitari semesta yang tidak terlihat, sampai ketempat yang mungkin tak seorang pun bisa melewatinya; kecuali aku. Ah... hayalanku melanglang buana lagi, memaksaku untuk menulis ini. Aku senang, bisa bertemu dengan bunga itu secara langsung hari ini. Berharap nanti bisa kutemui yang lebih dan lebih lagi. Manusia yah memang begitu adanya kan? Tidak pernah merasa puas. Selalu ingin mencoba dan mencoba hal yang baru. Begitu juga aku. :D
Ada yang terlupakan, saat membaca kembali tulisan ini. Perlu ditambahkan, nama-nama latin itu sebagianya dicontek dari buku Binomial nomenclature milikku. Karena untuk menghapalkan semuanya aku tidak sekuat itu. Ingatanku tidak mampu menampung nama-nama aneh bin tidak biasa dikepalaku. Jika demikian adanya, aku minta maaf. :D
0 komentar:
Posting Komentar