Bagaimana kita menciptakan ide? |
Ada yang memaksaku memijakkan kaki ditempat itu, aku tidak ingin kalah oleh kemalasan yang bisa saja membuat kepalaku berputar 180 derajat, sehingga rasanya aku menjadi manusia tanpa usaha. Aku memilih jalan ini, dan kiranya memang sudah takdir aku harus menghadiri pertemuan hari ini; KASSA menanti, di BAGAS KOPI Maros. Langkahku terbilang selangkah lebih cepat, mungkin karena semangat yang berkobar-kobar; rindu kepada wajah yang baru kali pertama kutemui. Terlebih beberapa waktu lalu yang tak kuhadiri. Aku memberanikan diri meski tak banyak yang kukenal dan mengenalku. Aku menganggapnya sebagai pertemuan yang akan menjadikan kita satu dalam bagian tertentu; dalam satra mungkin.
Hari ini menjadi satu diantara hari-hari yang tercatat penting dalam harianku. Terkenang hingga masa dimana aku akan melipat kelopak mataku; selamanya. Semoga pun sama untuk mereka. Mereka yang tersenyum menyambutku, bak lebah yang menemukan bunga-bunga di padang rumput. (Hahaha. ngaco.).
Dan yang paling penting, hari ini aku kali pertama bertemu dengan seorang sastrawan daerah, kak "Lory Hendradjaya" namanya. Kata-katanya menelisik, menyudutkanku sebagai seorang yang harus belajar lebih banyak lagi; tentang tulis menulis, menyusun aksara-aksara menjadi sebuah makna dalam kata-kata, sehingga menjadi kalimat yang membangun mimpi. Membukakan pintu kemana saja (bukan Doko Demo Doa nya Doraemon, bukan), menembus distorsi ruang dan waktu kemasa lalu atau masa yang akan datang. Aku terkesimak, tersenyum sendiri dan mengangguk-paham sedikit-sedikit. Dan itu memang benar, kucoba lagi menerawang makna kata itu yang menjadi motivasi untuk belajar lebih, lagi dan lagi.
"Ide itu tidak di tunggu, tapi dikejar."-Lory Hendradjaya. Amazing!!! Saraf-sarafku yang sudah lelah bangkit kembali, seperti mendapat sumber energi baru untuk jiwa kepenulisanku yang sudah lama tak terisi . Ide itu tidak hanya muncul disaat gelap gempita lalu menyalakan lilin dan duduk khidmat menunggu ide itu datang, karena ide bisa muncul dimanapun, kapanpun, dan oleh apapun itu yang ada disekitar kita, semuanya bisa menimbulkan ide. :)
Peta konsep ide |
Senang rasanya, membuatku nyaman berada dalam posisiku yang terbilang jauh dari beliau, meski aku disibukkan oleh cerita yang terus terbayang-bayang di kepala. Aku masih tetap mendengar celotehnya tentang apa itu menulis dan kepenulisan. Bahwa untuk menjadi penulis lima tahun yang akan datang maka menulis itu harus dimulai hari ini. Yah, kalau bukan hari ini kapan lagi? Maka kejarlah ide detik ini juga. Semangat jiwa-jiwa penulis. :)
0 komentar:
Posting Komentar