Test satu dua tiga dicoba! (Dengan suara parau dan becek becek gitu, baru bangun tidur pemirsa. Maklum.) :D
Nah, silahkan cari tempat ternyaman untuk sekadar meringankan beban hari ini, esok dan nanti. Sipok?!
Sebenarnya cerita kali ini sudah sangat lama. Yah, tapi apa boleh buat baru bisa ditulis sekarang. Jadi jangan lewatkan FTS kali ini yah. :)
Aku masih ingat, saat itu hujan tak henti-hentinya menandangkan jari-jarinya. Menghujat bumi tanpa keraguan, menimbulkan genangan air di jalan yang kulalui. Aku tetap senang meski hujan begitu deras, tidak masalah, karena aku suka sekali hujan. Bagi sebagian orang, bahkan kebanyakan orang, menganggap hujan itu sebagai penghalang segala aktivitas, mungkin. Tapi, bagiku tidak. Hujan memberi kesyukuran tersendiri bagi mereka yang memaknainya sebagai sebuah nikmat. Bisa dimengertikan?
Masih sangat pagi, takut terlambat jadi langkah kupercepat. Tidak begitu lama, hanya berkisar lima sampai tujuh menit berjalan dari pagar fakultas sampai di ruangan berukuran 10x6 meter (nebak saja 'ji'). Belum banyak yang datang, akibat hujan. Pikiran mereka barangkali begini; "Di luar hujan, pasti belum ada yang datang. Dosen juga takut hujan kok. Lanjut tidur saja ahh." Kira-kira begitu (menurut pengamatan kepada orang-orang disekitarku). Jika salah, yah maaf. Aku juga pernah merasakan hal yang sama, ketika kemalasan melahap energiku, dan membawaku ke zona nyaman tapi mematikan secara perlahan. Aku duduk di gazebo MIPA sendirian. Lagi lagi sendirian. Kadang, sepi juga terasa membunuh, memutuskan nafas yang sudah tersengal-sengal sedari awal.
Setelah lama duduk disana, aku tidak menyadari kawan-kawan KLOVER ternyata sudah bergerombol di depan ruangan FF 203, ruang kuliah dan fasilitas yang umurnya lebih tua dariku. Tertulis jelas di belakang bangku-nya "FF 203 thn 1991". Meskipun sudah tua, kami berusaha nyaman. Yang penting "ILMU-Nya", jangan minder apalagi malu. Itu tidak mencirikan karakter seorang "pendidik dan penuntut ilmu", belajar itu bisa dimana saja, yang penting aman (MIPA 'ji' aman. Hahaha). Tapi, masih dengan harapan ada perbaikan tentunya. Siapa yang tidak mau belajar ditempat yang nyaman? Untuk saat ini yah berharap saja dulu. Apalagi, kampus orange ini identik dengan "C S.Pd" (Calon Sarjana Pendidikan) hehehe.
Di FF 203, disana cerita bermula. Ada canda yang mengundang tawa terbahak-bahak, sampai mata melotot manahan perut yang terguncang-guncang. Sederhana, bahagia itu cukup duduk bersama mereka dan ikut menikmati setiap lelucon yang mereka lontarkan. Ahh... kadang aku merasa aku sudah gila, dan sebentar lagi benar-benar menjadi gila. Tingkah mereka yang tidak masuk akal-biasanya membuat kepala menjadi sedikit linglung. Misalnya, ketika si MY mengikuti gaya bicara artis terpopuler dikalangannya "Syahrini" dengan "sesuatu" nya. Atau OG, yang berjalan ala ala MISS WORLD 2020. Oh My God... Tawaku lepas. Pecah. Kemana-mana sampai merembes ke wajah temanku yang lainnya. Aku tidak lagi kesepian. Kurasa. Saat itu.
Hal lain lagi, diantara kegokilan itu ada juga dari mereka yang super kalem. Alim dan no coment BGT. Lewat sebentar lalu kembali duduk khidmat dalam bacaannya. Siapa lagi kalau bukan ukhty dan akhy nya KLOVER. Yah, mereka jadi penyeimbang kala kami lupa, dan ketika kami mulai tidak stabil dan labil kembali menjadi ababil. Terkadang aku enggan menyapa mereka, ada rasa segan juga biasanya.
Hal yang paling identik dengan kelas kami adalah "doyan makan". Baru-baru ini, setelah liburan beberapa pekan, yang pulang kampung dan balik ke Makassar membawa banyak ole-ole khas kampung masing-masing. Ada Durian, Salak, Rambutan, Tenteng Kenari, pokonya banyak. Dalam hitungan detik, semuanya terlahap habis. Baru keluar dari tas, sudah ada di mulut masing-masing. Senang sekali rasanya. Terlebih lagi, sebelum kuliah Biostatistik Dasar oleh pak Sulaiman S.Si M.Kom dari jurusan Matematika, waktu itu. Dosen yang gemar membangga-banggakan jurusan ter-WOW menurutnya itu sering sekali membuat kami merasa iri. Katanya inilah, itulah, matematika banyak ruangannya lah, matematika ini itu sebagainya. Yah, memang benar. Tidak bisa dibantah memang. Tanpa sengaja, beliau melihat kami berebutan buah salak di depan kelas. Saking banyaknya yang nenteng belum sampai di dalam ruangan, kantong plastiknya sobek dan semua Salaknya berhamburan. Aku hanya bisa tertawa melihat kejadian itu, tidak bisa ikut berebutan lagi. Perutku seperti akan terguncang dan meledak seketika itu. Buah Salaknya menggelinding seperti bola dan mereka jadi pemain kesebalasn yang berebutan. Ada juga senior disana, mereka heran mungkin dan ikut menertawakan kami. Akibat kebiasaan kami menganggapnya biasa. Itulah uniknya kami.
Itu sekilas cerita tentang kebersamaan kami yang tidak bisa terbayarkan oleh materi atau apapun itu. Selain mereka, ada banyak lagi pengisi suara di KLOVER. Untuk sekarang ini cukup itu saja. Karena kebersamaan kami hidup dan berkembang. :)
0 komentar:
Posting Komentar